Berbagi Suara-Nya

Puisi: Jeritan Jiwa Seorang Anak Orangutan

Bergelayutan di dahan, meloncat dari pohon ke pohon,

Kesenangan dan keindahan akan kehidupan,

Bergumul dengan kakakku sampai terjatuh ke lahan,

Kedamaian yang aku rasakan jauh di dalam batin.

 

Memandang ibu yang tersenyum melihat kenakalanku,

Pancaran mata bahagia ibu melihat keaktifanku,

Elusan tangan ibu duduk di dahan menyusuiku,

Aliran kelegaan bergerak ke sekujur jiwaku.

 

Tidak ada rasa lain yang menyusup dalam ke dada,

Tidak ada kekhawatiran menghadapi hidup di muka,

Hanya keyakinan untuk melangkah karena ada asa,

Hanya kegairahan menatap masa depan karena ada sahaja.

 

Alamku,

Rumahku, istanaku,

Sarangku, tempat tiduku,

Tawa kakakku, suara ibuku,

Berirama menjadi satu terdengar di dalam diri, mendayu.

 

Di saat kegelapan menyelimuti malam…

Panas membara melingkupi kelam…

Warna merah membumbung suram…

Teriakan membangunkan rasa tenteram…

 

Tangan ibu kuat menarik aku,

Membangunkan dari mimpi indahku,

Menggendong bergelayut pada kayu,

Meloncat terbang menyelamatku.

 

Hawa panas serasa penuh mendindingi,

Asap tebal menusuk dada menghilangkan damai,

Teriakan panik mengangkat semua ketakutan diri,

Kepala penuh tanya, apa yang terjadi?

 

Mata terbuka, kerangkeng besi mengurung,

Mulut menjerit, wajah ibu hilang,

Jiwa membau, suasana lama melambung,

Telinga mendengar, suara aneh tidak tertampung.

 

Dimana alamku,

Dimana istanaku, rumahku

Sarang, tempat tidurku,

Aku mencari tawa kakakku,

Aku merindu suara ibuku.

 

Menelungkup, memeluk badan harap ada cinta,

Memandang sekeliling, kehidupan lama sirna,

Menangis sedih, mencari rasa suka,

Semua musnah, tersisa duka.

 

Inikah yang ibu sering sampaikan di saat aku menyusu?

Inikah yang dinamakan malapekata yang aku pikir isu?

 

Inikah karya kapitalis yang ibu bilang punya akal dan pikiran?

Inikan kebanggaan kapitalis untuk merengkuh kerakusan?

Inikah kuasa jahanam yang menghancurkan kehidupan?

 

Terduduk aku, merenung sendiri tanpa saudara,

Kerinduan akan kehidupan lama mendera dalam jiwa,

Keresahan menumpuk, tidak tahu masa depan kemana.

 

 

Tertanda,

(Tanpa nama)

Seorang anak orangutan

(Agustus 2019)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *