Berbagi Suara-Nya

Melawan Godaan Memperkuat Iman

“Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.” (Yakobus 1:12)

Tidak siap menghadapi ujian, kadang kita berpikir untuk menyontek atau menyiapkan catatan kecil untuk dilihat secara sembunyi saat mengerjakan soal.

 

Menghadapi teman yang melakukan perudungan sehingga ada keinginan untuk melawan dengan kekerasan atau membalas perbuatan jahatnya.

 

Memukul saudaranya atau teman karena tidak ingin berbagi permainan atau tidak mau diganggu karena sedang seru dengan games di gawai.

 

Melihat barang yang sangat menggiurkan tetapi uang tidak cukup. Sehingga ada pemikiran untuk mencuri barangnya atau mengambil uang orang untuk menutupi kekurangan.

 

Atau melewatkan jam ibadah karena keinginan menonton tayangan di Netflix, meneruskan bermain games di gawai bersama teman, memperbaharui status di sosial media, menjawab chat dari teman, dan lain sebagainya.

 

Disadari atau tidak, godaan akan dialami orang setiap hari dan dimanapun lokasinya. Godaan itu akan terus terjadi selama kita hidup. Orang Kristen menyebutkan hal itu adalah gangguan dari iblis. Percakapan antara Yesus Kristus dengan orang-orang Yahudi yang terus menerus mencobaiNya menyatakan, “Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran.” (Yohanes 8:44a).

 

Bahkan Yesus Kristus-pun mendapat dari godaan iblis pada saat Ia menyelesaikan puasa selama empat puluh hari empat puluh malam di padang gurun. Matius menuliskan pada pasal 4:1-2a, “Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis. Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam,”. Yesus Kristus melawan setiap perkataan yang disampaikan oleh iblis dengan Firman Tuhan sehingga iblis dikalahkan dan mereka pergi meninggalkanNya.

 

Di bagian awal merupakan beberapa contoh godaan atau gangguan dari iblis yang bisa kita alami. Godaan iblis sudah diceritakan di awal Alkitab pada Kitab Kejadian. Saat dimana Hawa diganggu oleh seekor ular untuk memakan buah larangan dari Tuhan yaitu buah pengetahuan. Gangguan itu berhasil dan Hawa mengajak Adam untuk memakan buah itu sehingga sejak saat itu manusia jatuh ke dalam dosa. Hubungan manusia dengan Tuhan terputus.

 

Sadar dan Berjagalah!

 

Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.” (1 Petrus 5:8).

 

Seorang bayi sudah menyadari siapa ibunya karena hubungan yang terjalin selama dia ada di dalam kandungan. Bayi juga akan terjaga atau menangis bila ada sesuatu yang tidak nyaman bagi dia. Kesadaran dan berjaga-jaga yang masih sederhana karena memang belum banyak hal dipahami oleh bayi tersebut. Sadar dan berjaga sudah menjadi sifat dasar dari manusia sejak lahir di dunia ini. Seiring dengan pertumbuhan, hal itu akan semakin bertambah.

 

Rumah normal selalu memiliki pintu dan jendela. Kedua perangkat itu memiliki kunci atau bisa dikunci. Perlengkapan itu disiapkan karena kesadaran bahwa bahaya (misalnya maling atau perampok) bisa timbul melalui jendela atau pintu. Sehingga menguncinya bertujuan untuk berjaga-jaga supaya bahaya tidak terjadi. Kadang selain kunci biasa, ditambah juga dengan gerendel, alat untuk mengintip tamu, dan lain sebagainya.

 

Kesadaran dan berjaga-jaga berlaku sama dengan godaan atau gangguan dari iblis. Menanamkan pentingnya kedua hal itu penting dilakukan semenjak kita masih kecil. Hal sederhana misalnya daripada berkelahi memperebutkan mainan, lebih baik berbagi dengan saudara atau teman. Terkadang malah kita perlu mengalah untuk menang daripada ribut dan menciptakan permusuhan. Kita perlu punya pemahaman dan pengertian mengenai apa yang baik dan apa yang buruk. Pakailah kasih sebagai alasan melakukan perbuatan tersebut.

 

Disiplin dan Patuh

 

Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.” (Ibrani 12:11).

 

Salah satu godaan yang cukup berpengaruh di era saat ini adalah tekhnologi. Kemajuan tekhnologi sangat pesat. Gawai, misalnya, merupakan salah satu contoh dimana tantangan sudah ditemui oleh orang tua sehubungan dengan luar biasanya aplikasi yang bisa dimanfaatkan anak pada gawai mereka. Anak menjadi sulit berbagi waktu, sulit berkomunikasi karena lebih fokus dengan gawainya, anak tidak disiplin dengan waktu mereka (kadang tidur melawati waktu yang seharusnya), anak kadang memandang pendidikan tidak penting karena pendapatan bisa dihasilkan dengan menguasai aplikasi di gawai mereka (misalnya gamer, youtuber), termasuk godaan pada tayangan yang bisa dilihat anak pada gawai yang mereka miliki.

 

Gawai atau aplikasi yang ada di dalamnya bisa menjadi godaan bagi setiap kita, tidak hanya dari sisi anak. Tidak jarang dijumpai satu keluarga di tempat makan, dalam satu meja, semua sibuk dengan gawainya. Padahal duduk bersama di tempat makan seharusnya menjadi ajang untuk berkomunikasi.  Orang tua dan anak lebih sibuk dengan kegiatan di gawai mereka. Kondisi ini bisa menciptakan satu bentuk  ketidakperdulian atau acuh terhadap sekeliling. Di sinilah gawai menjadi gangguan karena mengubah perilaku seseorang.

 

Tetapi gawai bisa menjadi sesuatu yang berguna bagi setiap kita. Karena banyak aplikasi yang ada di dalam gawai yang bisa mendukung ke arah positif. Gawai bisa membantu dalam pelajaran, menyediakan santapan harian dengan aplikasi daily devotion yang dilengkapi dengan Alkitab dalam Bahasa Indonesia, mendidik dengan permainan yang edukatif, dan lain sebagainya. Sehingga yang menjadi kunci permasalahan bukan di gawai atau godaan lain yang ada disekitar kita, seperti berbagai rupa platform penayangan acara dan film (misal:  Netflix, Disney Hotstar, HBO).   

 

Disinilah kedisiplinan dan kepatuhan perlu ditegaskan, tidak hanya kepada anak, tetapi juga orang tua. Mengatur waktu sebaik-baiknya supaya sesuatu yang sebenarnya berguna tidak berubah menjadi godaan atau gangguan iblis. Kitab Amsal 29:21 menyebutkan, “Siapa memanjakan hambanya sejak muda, akhirnya menjadikan dia keras kepala.” Mengajarkan disiplin dan patuh bukan berarti kekerasan tetapi tidak memanjakan dengan berlebihan. Mengajarkan anak untuk memilih mana yang baik sekehendak Tuhan dan mana yang tidak boleh diikuti.

 

Menjadi gamer atau youtuber-pun bukan hal yang salah tetapi tentunya harus dengan disiplin dan patuh serta tidak keluar dari petunjuk Tuhan. Pergunakan setiap kesempatan untuk memuliakan Tuhan, termasuk misalnya ketika menjadi Youtuber, sebarkanlah Firman Tuhan dalam setiap video yang disiapkan. Yakobus menuliskan pada pasal 4:7, “Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu!

 

Lawanlah Kuasa Daging!

 

Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah.” (Matius 26:41)

 

Tidak jarang apa yang kita lakukan merupakan sesuatu yang jahat atau tidak menyenangkan. Kita tidak kuat dengan godaan. Padahal kita kadang menjadi contoh atau panduan bagi orang lain. Apa yang kita dilakukan di contoh oleh orang lain. Untuk itu, disiplin dan patuh pada PerintahNya menjadi keharusan supaya kebenaran yang terpancar dari kehidupan kita.

 

Cerita Yesus Kristus dicobai oleh iblis sangat indah untuk panduan kita dalam menghadapi cobaan atau godaan iblis. Dia sudah memahami bahwa godaan itu akan datang, begitu juga kita manusia yang pasti tahu bahwa gangguan itu ada di sekitar kita. Seperti ilustrasi rumah yang sudah dijaga dengan jendela dan pintu yang terkunci sehingga kita tidak menjadi ketakutan dan bisa tenang. Begitu juga saat kita menghadapi godaan. Jangan takut dan was was karena kita sudah menjaga diri kita. Kita sadar, berjaga-jaga, disiplin dan patuh.

 

 

Ingat dan percayalah bahwa, “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.” (1 Korintus 10:13). Tuhan menjaga dan melindungi kita. Dia akan membantu kita di saat kita kesulitan menangani godaan atau gangguan iblis di sekitar kita. Dia tidak pernah meninggalkan kita.

 

Mungkin kita merasa tertekan di saat banyak aturan yang harus diikuti. Mungkin kita merasa bahwa itu tidak membuat kita bebas dalam berkarya sehingga kita menjadi tertekan. Keinginan besar untuk memegang gawai yang tidak bisa dilakukan mengakibatkan kekesalan dan mungkin depresi. Larangan untuk memukul kawannya yang melakukan perudungan, bisa menciptakan satu kekesalan tersendiri. Mendapatkan nilai yang tidak bagus dalam ulangan karena kelalaian sendiri membuat ketakutan. Dan masih banyak hal lainnya yang terjadi karena kita harus melawan godaan tetapi malah menciptakan satu kondisi yang tidak mengenakkan.

 

Jangan takut dan khawatir karena Tuhan akan bersama dengan kita. Sediakanlah waktu bersama keluarga dan/atau teman untuk beribadah bersama, membaca Alkitab, berdoa. Dan bangunlah komunikasi yang membangun dengan kelompok-kelompok. Ingat dan percayalah, Dia akan selalu menjaga dan menuntuk kita.

 

BSD, September 2021

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *