
Saat menyaksikan final acara pencarian talent, kita mengamati peserta final akan mempertunjukkan penampilan mereka yang terbaik. Selain untuk menarik perhatian juri yang duduk di hadapannya, tetapi yang terpenting adalah untuk penonton yang hadir di lokasi dan yang menyaksikan pertunjukkan tersebut. Tentunya semua itu dilakukan peserta supaya dia bisa mendapatkan suara sebanyak-banyaknya dari penonton sehingga bisa menjadi penemang dari acara tersebut. Impian yang diinginkan setiap peserta dari awal mereka mendaftar di acara tersebut.
Semakin dekat dengan saat pengumuman pemenang, peserta final merasakan berbagai macam perasaan. Ada yang sangat menekan sehingga sulit untuk bernafas bahkan sampai menangis. Ada yang tetap tenang dan menerima semua keputusan tanpa merasakan ada debar-debar. Apapun itu reaksi dan perasaan yang ada di dalam diri peserta, pada akhirnya saat pemenang sudah ditentukan, pasti ada rasa kebahagiaan di dalam diri peserta yang menang. Rasa bangga saat menerima piala kemenangan yang akan diangkat tinggi. Sementara yang kalah, walaupun dia ikut merasakan kesenangan si pemenang, tetapi ada kesedihan karena tidak menjadi juara.
Tanya pada Juri Kehidupan
Sadar atau tidak, dalam kehidupan, kita akan dikelilingi oleh banyak juri. Mereka melihat, memperhatikan dan menilai apa yang kita lakukan. Ada beberapa dari mereka diam saja tidak memberikan komentar apapun. Tetapi banyak juga yang berkomentar mengenai cara berpikir, bertindak dan gerak-gerik kita. Seperti para juri di acara pencarian talent, mereka memperhatikan dan menilai para peserta serta memberikan penilaian dari apa yang peserta tunjukkan.
Komentar yang disampaikan sifatnya berupa masukan, koreksi dan rekomendasi. Sifatnya-pun bervariatif. Ada yang bersifat negatif dan positif, membangun dan menjatuhkan, menolong dan merusak serta berbagai macam komentar lainnya. Penyampaian dari juri bertujuan untuk mengubah kita untuk menjadi lebih baik dan bisa menjadi juara. Apabila kita mengikuti arahan dan bimbingan yang diberikan, hal itu bisa membawa kita kepada keadaan yang lebih baik atau mungkin menang.
Sebagai umat Kristen, Tuhan adalah Juri Kehidupan kita. Kita bertanya padaNya arah mana yang harus kita tempuh. Kita memohon petunjuknya untuk melanjutkan perjalanan hidup kita. Kita meminta panduanNya untuk melakukan ha yang ingin kita kerjakan. Yesaya 41:10 menubuatkan, “janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau;Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.”
Cari Penonton di Sekitar Kita
Senada dengan juri dengan jumlah yang jauh lebih banyak, penonton di sekitar kehidupan kita. Mereka mulai dari keluarga terdekat sampai orang-orang yang tidak kita kenal sama sekali. Mereka juga melihat, memperhatikan, menilai dan mengomentari kita. Perbedaan dengan juri, penilaian mereka belum tentu ke arah yang lebih baik. Bisa malah mencemooh, mengatai, menjelekkan dan hal negatif lainnya supaya kita tidak menang. Mungkin karena mereka sudah mempunyai idola sendiri yang menjadi kesukaan mereka.
Dalam kehidupan sehari-hari, penonton bisa menguatkan mental tetapi tidak jarang menjatuhkan kita. Mereka bisa penolong namun tidak menutup kemungkinan mereka adalah godaan atau gangguan iblis. Komentar mereka bisa menguatkan kita melangkah dan juga membuat kita salah langkah. Sehingga dalam kehidupan sehari-hari, memilih penonton yang benar sangat penting karena banyaknya godaan di sekitar kita. Karena kadang mereka bermulut manis sehingga bisa membuat kita terbuai dan tersesat.
Sehingga dalam kehidupan kita sehari-hari, kita harus mencari penonton yang benar. Kita membangun tim dalam Tuhan. Jangan terbuai dengan tipu muslihat, dengan suara-suara manis, ataupun dengan rayuan dunia. Tetapi carilah jalan yang benar, jalan yang sudah diajarkanNya pada kita. Matius 7:15 tentang Hal Pengajaran Yang Sesat menyebutkan, “Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.”
Ketuklah untuk Melangkah
Menjadi seorang pemenang lomba pasti melalui perjalanan panjang, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Belum pernah ada cerita, seorang menjadi juara tanpa melalui proses di belakang. Belajar, latihan, penguatan diri, pengaturan Langkah, jatuh bangun dan pematangan terus menerus dilakukan sehingga bisa masuk di dalam kompetisi. Bahkan pada saat mengikuti kompetisi, peserta harus melalui fase-fase tertentu sebelum akhirnya masuk final. Usaha yang tidak selalu mudah namun terus dilakukan dengan satu maksud yaitu menjadi pemenang.
Kehidupan itu sering disebut seperti roller coaster, kadang di atas tetapi juga akan ke bawah karena putaran yang dilakukan. Istilah lain dengan arti yang sama adalah hidup itu seperti roda. Intinya adalah segala sesuatu itu berputar. Ada saat senang, ada saat suka. Ada saat sakit, ada saat sehat. Ada yang mudah, ada juga yang sulit. Serta yang pasti adalah ada saat dimana kita jatuh ke dalam dosa karena segala godaan atau gangguan setan. Tetapi kita akan kembali memperbaiki semua yang kita lakukan untuk menuju ke jalan yang benar. Jalan yang ditunjukkanNya, jalan menuju kehidupan kekal.
Menghadapi naik turun, ketuklah pintu hati kita. Jangan sampai kita kaku dan terbuai. Selalu membuka hati untuk bertanya dan mencari yang benar menurutNya. Pintu yang terbuka untuk Tuhan karena Tuhan sudah menyediakan penolong bagi kita. Kita tidak akan mungkin bisa mengarungi kehidupan ini sendiri. Seperti peserta lomba yang bisa memenangkan perlombaan terjadi karena dia mengetok pintu hatinya dan membuka lebar-lebar untuk mendapatkan pertolongan yang positif.
Yohanes 14 16-17 menyampaikan, “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.”
Piala Kemenangan Kita
Dalam rumah Bapaku banyak tempatnya”,
terdengar suara Yesus yang merdu;
Dia pergi ke Neg’ri t’rang sorga yang baka,
menyediakan tempatmu dan tempatku.
Reff: Jangan tolak kasih Tuhanmu setia,
agar ‘kau pun boleh masuk t’rang mulia.
“Dalam rumah BapaKu banyak tempatnya”.
Percayalah tentu ‘kau dit’rimaNya.
Yesus mati atas salibNya yang hina
untuk menebus segala dosamu,
nanti pada suatu hari yang ceria
kita pun berkumpul dalam rumah Hu.
(NKB 172. Dalam Rumah Bapaku)
Yesus berkata kepada murid-muridnya, “Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.” (Yohanes 14:2-3).
Rumah Bapa. Itulah piala kemenangan kita, tujuan hidup kita, arah dari perlombaan kehidupan yang kita jalani selama ini. Pertanyaan kita kepada Juri Kehidupan, pencarian kita untuk mendapatkan teman dan pengetukan pintu untuk melangkah selalu mengarah pada tempat di dalam RumahNya.
Serahkanlah pada Tuhan untuk membangun diri kita. Ikutilah FirmanNya, serahkan segala rencana, kekuatiran, ketakutan, khawatir padaNya. Yakin selalu dengan arah dan langkah yang sudah diaturnya karena itu pasti yang terbaik. Percayalan pada karyaNya sebab dari awal kita diciptakan, Tuhan sudah memberikan yang terbaik. Raihlah piala kemenangan, Rumah Bapa.
BSD, September 2021
Tulisan yang baik. Terima kasih kak Gina. Tulisan di blog ini pasti bisa jadi berkat bagi banyak orang. Semoga kak Gina juga bisa selalu siap menghadapi komentar netizen sebagai juri dari karya kak Gina.
Selamat menyambut piala kemenangan yang Tuhan beri atas setiap karya kita pada-Nya
Terima kasih banyak atas komentarnya Pak Pendeta.
Amin, semoga saya selalu siap menghadapi netizen. Dalam Tuhan, Pak Pendeta, maju terus 🙂 Doakan supaya saya terus berkarya dan tidak melempem. Maklum di tengah kesibukan dunia kerja.
Tuhan berkati Pak Pendeta dan keluarga semua